Sabtu, 17 Agustus 2019

HISTORIA NGANCAR,KEDIRI




DESA NGANCAR
Desa Ngancar adalah sebuah Desa yang berada di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Desa Ngancar dibagi menjadi 4 (empat) Dusun yakni Dusun Puhrejo, Dusun Ngancar, Dusun Purwodadi, dan Dusun Panceran. Dari Keempat Dusun tersebut masing-masing mempunyai sejarah dan asal-usulnya, berikut muasal Desa Ngancar.
 
Menurut para Tetua Desa dulu Ngancar merupakan daerah yang belum ada penghuninya dan banyak ditumbuhi pepohonan yang lebat dan pohon besar-besar, dari sinilah para pengungsi peperangan kerajaan Mataram yang saat itu kalah melawan Pemerintah kolonial Belanda, dan orang tersebut melarikan ke hutan yang akhirnya hutan tersebut di babat dan dijadikan hunian /pemukiman serta pertanian, sehubung hal tersebut banyak ditumbuhi pohon acar dan pohon kepuh maka pemukiman tersebut diberi nama Ngancar dan Puhrejo, pembukaan Lahan dilanjutkan ke timur akhirnya menemukan tempat peristirahatan dibawah pohon untuk membuat ancer-ancer (arah perbatasan), setalah ramai dinamakan Panceran dan Purwodadi. Dari Keempat Dusun Tersebut dinamakan Desa Ngancar

DESA SUGIHWARAS
Pesona alam, kebudayaan dan Kesenian yang ada di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngancar Kabupaten kediri antara lain:


Nyadran: Sebuah tradisi yang masih di pertahankan oleh masyarakat Desa Sugihwaras Yang umumnya adalah masyarakat kelud, yang masih mempercayai adanya danyang Desa, sehingga setiap masyarakat akan mengadakan hajat (Mantu, khitanan, panen melimpah) atau punya nadar masyarakat Kelud mengadakan nyadaran ke danyang Desa, ada dua tempat yang ada di desa Sugihwaras sebagai tempat nyadaran yaitu, Danyangan Mbah Sumber, Danyangan Mbah Ringin.


Ritual Sesaji Gunung Kelud:  
Merupakan tradisi tahunan masayarakat kelud terutama masyakat Desa Sugihwaras sebagai tuan rumah dan masyarakat lima desa yang ada di sekitar gunung kelud yaitu masyarakat Desa Babadan, Pandantoyo, Sempu, dan Ngancar, ritual sesaji gunung kelud di selenggarakan setiap bulan suro (Penanggalan jawa), tujuan dari acara ini adalah ungkapan rasa syukur masyarakat Gunung kelud kepada tuhan yang maha Esa, yang telah memberikan keselamatan dan anugerah berupa alam yang subur gemah ripah loh jinawi kepada masyarakat kelud. Acara yang di selenggarakan setiap satu tahun ini selalu rame di kunjungi wisatawan, karena di dalam acara ritual sesaji Gunung kelud, ada banyak pementasan kesenian tradisional.


Disamping menikmati keindahan alam, wisatawan dapat memainkan alat musik gamelan. Selain itu terdapat juga kesenian tradisional lain seperti Jaranan atau Kuda Lumping, yaitu kesenian tradisional menunggangi kuda anyaman dengan iringan gamelan dan alat - alat tradisional lainnya, seperti gendang, gong, seruling.


Kehidupan masyarakat Kelud, sebenarnya belum banyak diketahui oleh wisatawan yang berkunjung ke Wisata Gunung Kelud yaitu tentang kearifan lokal masyarakat Kelud yang ada di desa Sugihwaras yang masih memegang teguh kepercayaan Islam kejawen, dan budaya masyarakat agraris, mulai dari cara memasak, berkebun, memerah susu dan memanen.Bagi wisatawan yang akan menginap di Desa Sugihwaras saat ini terdapat 4 (empat) rumah inap/pemondokan (Home stay).

Keindahan alami Gunung Kelud dapat dirasakan, panorama alam Desa Sugihwaras yang masih asri, karena masih terjaganya kelestarian alam. Secara geografis Desa Sugihwaras di apit oleh dua perkebunan pemerintah dan hutan lindung, sehingga suasana Desa Sugihwaras cukup dingin, dan hal yang menarik untuk di nikmati wisatawan adalah wisata keliling Desa untuk mengetahui alam Desa yang masih alami, serta dapat menikmati langsung buah hasil pertanian dari masyarakat yaitu, Buah Nanas, Pepaya, Alpukat, Durian Pepaya dan Pisang. Selain menikamati suasana alam yang asri wisatawan juga dapat menikmati permainan alam outbound yang di pandu Tim Pemuda Desa Sugihwaras.

Kuliner Nasi Pecel
Wisata Kuliner  dapat ditemui walaupun berada di wilayah pegunungan dan secara geografis terletak paling timur Kabupaten Kediri, wisatawan tidak akan sulit menemukan tempat makan sesuai selera masyarakat Indonesia dan makanan tradisional masyarakat Kelud yaitu Pecel Tumpang, nasi jagung, Nasi Tiwul (Terbuat dari Ketela) Lodho Ayam, Sate Kambing, dan kopi khas masyarakat kelud yaitu Kopi Lanang, disamping makanan ada juga oleh-oleh yang bisa dinikmati langsung atau bisa di bawa pulang oleh wisatawan yaitu Kripik Gothe, Kripik Pisang Jagung, Kripik Ketela, Pisang Keju, kopi bubuk.

DESA JAGUL

Menurut para sesepuh,  pada zaman dahulu ada beberapa tokoh yang menjadi cikal bakal yang membuka area hutan menjadi daerah pemukiman. Diantara nama tersebut dikenal dengan nama Mbah Edor ( nama asli beliau belum diketahui )yang dipercaya bahwa beliau adalah seorang senopati dari kerajaan Kediri. Yang kedua bernama Mbah Lamat. Dari kedua makam tokoh tersebut oleh warga desa Jagul dijadikan punden desa. Tokoh yang ketiga dikenal dengan nama Mbah Nggolo, beliau adalah seorang Srati atau pawang gajah milik kerajaan Kediri. Diceritakan bahwa mbah nggolo adalah seorang pawang gajah yang sangat baik sehingga raja dari kerajaan kediri mempercayakan kepada beliau seekor gajah yang memiliki warna kulit putih dan di kenal dengan Gajah Putih selain beliau juga menjadi pawang gajah-gajah yang lain.


Beliau bertempat tinggal di bagian utara sehingga tempat tersebut dikenal dengan nama Sraten (tempat rumah srati). Bertahun-tahun Mbah Nggolo memelihara gajah putih tersebut seperti layaknya keluarga sehingga timbul hubungan batin yang kuat. Suatu ketika tiba-tiba mbah nggolo menghilang dan tidak menemui gajah-gajah peliharaannya. Hal itu membuat gajah putih kebinggungan  dan melepaskan diri untuk mencari mbah nggolo, gajah putih itu berjalan ke arah timur sesuai instingnya. Sampai dihutan bagian timur, alangkah sedih dan marah si gajah putih tersebut karena menemukan Mbah Nggolo dalam keadaaan tidak bernyawa/meninggal dunia. Dan naasnya yang tersisa dari jasadnya hanya kepalanya (sirah) saja yang ditemukan. Daerah ditemukannya kepala Mbah Nggolo dikenal dengan nama sumber Sirahnggolo.

Karena kesedihan dan kemarahan yang bercampur telah menemukan tuannya meninggal dunia gajah putih tersebut berguling-guling (Jawa:gulung) di tanah. Dari sinilah muncul kata Gajah Gulung yang menjadi cikal bakal nama desa dan lambat laun menjadi Jahgul/Jagul. Setelah itu gajah putih berlari ke arah selatan, mengamuk mencabuti pohon-pohon hingga tersisa satu pohon aren. Ketika mencabut pohon aren inilah satu gading gajah patah (Rampal) hingga daerah itu disebut Rampal Gading (daerah ini masuk wilayah desa Pandantoyo).



Desa jagul adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Di desa Jagul mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah petani. Desa dibagi menjadi 2 dusun, yakni Dusun I & Dusun II. Dari ke 2 pembagian tersebut, masing-masing dusun memiliki sejarah dan asal muasal yang berbeda. Dengan kearifan lokal para sesepuh pada saat itu ke 2 dusun tersebut dijadikan menjadi satu yaitu Desa Jagul, berikut ini asal muasal desa Jagul.

Menurut para tetua desa, dahulu kala Jagul merupakan daerah  belum berpenghuni yang lingkungannya banyak ditumbuhi pepohonan yang lebat dan besar serta memiliki suhu yang dingin. Diawali oleh beberapa Keluarga membuka lahan untuk di jadikan tempat pemukiman,lahan peternakan dan lahan pertanian, seiring dengan berjalannya waktu menjadi suatu kumpulan masyarakat.


Nama Desa Jagul sendiri menurut cerita diambil berdasarkan daerah yang dijadikan tempat persembunyian tersebut  memiliki suhu yang dingin sehingga para pelarian tersebut sering mengalami kedinginan/katisen istilah orang Jawa ” Bediding “, sejak saat itu untuk menandai hal tersebut diabadikan menjadi tetenger (penanda) untuk menjadi  nama desa  yaitu Pohon Jagul. Berawal dari situlah sebagai bentuk penghargaan pada dusun Jagul yang merupakan cikal bakal berdirinya Desa Jagul kemudian dijadikan nama desa dan pusat pemerintahan berada di dusun Jagul.

DESA PANDANTOYO
Desa Pandantoyo terletak berbatasan dengan desa ngancar disebelah timur, jagul disebelah barat dan utara,di selatan berbatan dengan tanah perhutani

DESA SEMPU
Desa Sempu adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Di desa Sempu mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah petani. Desa dibagi menjadi 3 dusun, yakni Dusun Sempu, Dusun Ringinsari, Dusun Sumberpetung. Dari ke 3 pembagian tersebut, masing-masing dusun memiliki sejarah dan asal muasal yang berbeda dan  dusun Sempu lah yang memiliki asal muasal paling tua dibandingkan dengan dusun yang lain. Dengan kearifan lokal para sesepuh pada saat itu ke 3 dusun tersebut dijadikan menjadi satu yaitu Desa Sempu, berikut ini asal muasal desa Sempu .
Menurut para tetua desa, dahulu kala  Sempu merupakan daerah  belum berpenghuni yang lingkungannya banyak ditumbuhi pepohonan yang lebat dan besar serta memiliki suhu yang dingin. Diawali ole beberapa Keluarga membuka lahan untuk di jadikan tempat pemukiman dan lahan pertanian, seiring dengan berjalannya waktu menjadi suatu kumpulan masyarakat.

Nama desa Sempu sendiri menurut cerita diambil berdasarkan daerah yang dijadikan tempat persembunyian tersebut  memiliki suhu yang dingin sehingga para pelarian tersebut sering mengalami kedinginan/katisen istilah orang Jawa " Bediding ", sejak saat itu untuk menandai hal tersebut diabadikan menjadi tetenger (penanda) untuk menjadi  nama desa  yaitu Pohon Sempu. Berawal dari situlah sebagai bentuk penghargaan pada dusun Sempu yang merupakan cikal bakal berdirinya Desa Sempu kemudian dijadikan nama desa dan pusat pemerintahan berada di dusun Sempu.

bersambung.. 
Buat dulur2 yang barangkali ingin melengkapi artikel desanya 
Silahkan kirim artikel desanya kepada editor matajhonie.
Via Email :  jhoniecomodo2@gmail.com

Matursuwun

1 komentar:

  1. Salam Kenal dari baitulkhitankediri.com, kami melayani Khitan Kota Kediri di dan Juga Kediri Kabupaten (Pare, Ngadiluwih, dan sekitarnya), Khitan Aman, Modern dan Profesional.



    Semoga usaha kita berkembang pesat. Amin

    BalasHapus